Efektivitas Jahe Merah Sebagai Kontrol Gula Darah Lansia di Wilayah Puskesmas Tegalrejo
(1) Stikes Notokusumo Yogyakarta
(2) Stikes Notokusumo Yogyakarta
(3) Stikes Notokusumo Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit peningkatan kadar glukosa darah akibat ketidakmampuan tubuh dalam melakukan pengaturan kadar glukosa. Penyebab dari diabetes melitus sendiri diantaranya adalah genetik, gaya hidup, pola makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi. Jahe merah sering digunakan sebagai tambahan bumbu masakan ataupun minuman penghangat tubuh, kemudian jahe merah juga dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional. Salah satu penggunaannya adalah sebagai obat antidiabetes. Tujuan: memberikan edukasi manfaat jahe merah sebagai nutrisi alami guna pengendalian kadar gula darah lansia. Metode: kegiatan dilakukan melalui metode ceramah dan grup partisipasi masyarakat. Pengabdi melakukan koordinasi lansia dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan kader lansia wilayah Tegalrejo. Lansia diberikan senam selama 40 menit setelah itu dilakukan pengecekan kadar gula darah. Tim Pengabdi memberikan minuman ekstrak jahe merah. Pembahasan: Hasil dan Pembahasan: karakteristik demografi menunjukkan bahwa mayoritas responden adlah Wanita yakni 67,67 % dan mayoritas usia adalah 60 -70 tahun . kadar gula darah puasa mayoritas lansia adalah kurang dari 100 mmHg. Lansia memahami manfaat jahe merah sebagai alternatif pangan. Ekstrak jahe merah dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa tikus yang diinduksi oleh streptozosin. Kesimpulan : mayoritas kadar gula darah lansia adalah normal. Masyarakat mengkonsumsi jahe merah secara teratur guna peningkatan kesehatan tubuh dalam kontrol kadar gula darah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes. Diabetes Care.2004; 27(5): 1047-53.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI; 2008. 22-8.
Schteingart DE. Pankreas: Metabolisme glukosa dan diabetes melitus. Dalam: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DA. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit edisi ke-6 (terjemahan). Jakarta: EGC; 2005. hlm. 1259-72.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. pharmaceutical care untuk penyakit diabetes melitus. Jakarta: Depkes RI; 2005. 10-25.
Salzler MJC, Crawford JM, Kumar V. Pankreas. Dalam: Asroruddin M, Hartanto H, Darmaniah N. buku ajar patologi robbins edisi ke-7 (terjemahan). Jakarta: EGC; 2007. hlm. 711-33.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. riset kesehatan dasar 2007 (laporan Nasional 2007). Jakarta: Depkes RI; 2008. 156-60.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkeni; 2011.
Ashcroft F.M., Rorsman P. Diabetes mellitus and the beta cell: the last ten years. Cell. 2012;148:1160–1171.
Kahn S.E., Hull R.L., Utzschneider K.M. Mechanisms linking obesity to insulin resistance and type 2 diabetes. Nature. 2006;444:840–846.
Eckel R.H., Grundy S.M., Zimmet P.Z. The metabolic syndrome. Lancet. 2005;365:1415–1428.
Yoon Jun Sang. Kim Ki Seul. Lee Young. Effect of Korean Red Ginseng on metabolic syndrome. Journal Gingseng Res. 2021. Vol 45 (3)
DOI: https://doi.org/10.31596/jpk.v6i4.356
Article Metrics
Abstract viewed : 277 timesPDF files downloaded : 305 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.