Peningkatan Pemahaman Masyarakat Pentingnya Asi Dan Mp Asi Yang Tepat Dalam Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Di Desa Cranggang
(1) STIKES Cendekia Utama Kudus
(2) STIKES Cendekia Utama Kudus
(3) STIKES Cendekia Utama Kudus
(4) STIKES Cendekia Utama Kudus
(*) Corresponding Author
Abstract
Stunting merupakan masalah gizi kronik yang dampaknya dapat muncul pada perkembangan dan pertumbuhan balita. Stunting diakibatkan asupan gizi yang cukup lama dimulai dari bayi dalam kandungan, lahir hingga lima tahun awal kehidupan. Asupan gizi yang optimal pada bayi baru lahir dengan ASI ekslusif sebagai makanan utamanya hingga usia 6 bulan kemudian dilanjutkan hingga 2 tahun disertai makanan pendamping asi yang tepat dan berkualitas maka kejadian stunting pada balita dapat dicegah. peran penting dalam upaya pencegahan kejadian stunting ini yaitu dengan memperdayakan masyarakat khususnya para orang tua untuk memperhatikan asupan ASI dan MP-ASI bagi bayinya. Dengan pemberian pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya MP-ASI yang tepat maka diharapkan masyarakat dapat merubah perilaku untuk mengutamakan asi eksklusif dan MP ASI dengan tepat. Metode dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan deskriptif observasional dengan 36 Partisipan yang tinggal di desa Cranggang. Pemilihan sample berdasarkan purposive sample. Teknik pengambilan data dilakukan melalui evaluasi instrument pertanyaan yang dilaksaakan dengan pre dan post tentang pentingnya MP-ASI yang tepat pada bayinya. Metode yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu tim pengabmas memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya MP-ASI yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan gizi bayi. Dari hasil evaluasi pre dan post tersebut didapatkan adanya peningkatan pemahaman peserta dari nilai pre test rata-rata 39,31 menjadi nilai post test rata-rata 43,61 dan perilaku masyarakat dalam pemberian MPASI yang tepat meningkat dari 23 peserta bertambah menjadi 31 peserta
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kemenkes RI. Rakerkesnas 2018, Kemenkes Percepat Atasi 3 Masalah Kesehatan. Offial Site Kemenkes. 2018;
TNP2K. Buku Ringkasan Stunting. BMC Public Health. 2017.
Kementerian PPN/ Bappenas. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Rencana Aksi Nas dalam Rangka Penurunan Stunting Rembuk Stunting. 2018;
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riskesdas 2018. Lap Nas Riskesdas 2018. 2018;
Basri N, Sididi M, Sartika. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita (24-36 Bulan). Wind Public Heal J. 2021;416–25.
Rahmawati A, Nurmawati T, Permata Sari L. Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orang Tua tentang Stunting pada Balita. J Ners dan Kebidanan (Journal Ners Midwifery). 2019;6(3):389–95.
Bulan BU, Hendra A, Rahmad A. Pemberian Asi Dan Mp-Asi Terhadap Pertumbuhan Bayi Usia 6 Â 24 Bulan. J Kedokt Syiah Kuala. 2017;17(1):4–14.
Anindita P. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga Kecukupan Protein Dan Zinc Ddengan Stunting Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semrang. 2012;1:1–10.
Khasanah DP, Hadi H, Paramashanti BA. Waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2016;4(2):105.
Azmy U, Mundiastuti L. Konsumsi Zat Gizi pada Balita Stunting dan Non- Stunting di Kabupaten Bangkalan Nutrients Consumption of Stunted and Non-Stunted Children in Bangkalan. Amerta Nutr. 2018;292–8.
Sary YNE. Pendidikan Kesehatan Kepada Nenek Pengasuh Dalam Mencegah Stunting Anak Usia 36 Bulan. Pratama widya J Pendidik anak usia dini. 2020;5(2):89–94.
DOI: https://doi.org/10.31596/jpk.v4i2.142
Article Metrics
Abstract viewed : 1500 timesPDF files downloaded : 1561 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.